Thursday, September 17, 2015

Namimah (Adu Domba).

Namimah adalah menukil (memindahkan) ucapan seseorang kepada orang lain dengan tujuan merusak hubungan atau persaudaraan di antara keduanya.

Dalil-dalil yang Mengharamkan Namimah--


Allah Subhaanahu Wata'aala berfirman:

هَمَّازٍ مَشَّاءٍ بِنَمِيم
“Yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah.”(Al-Qalam: 11)

Dan Allah berfirman:

مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيد
“Tiada suatu ucapanpun yang diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (Qaaf: 18).

Juga Allah berfirman:

وَيْلٌ لِكُلِّ هُمَزَةٍ لُمَزَةٍ
“Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela.” (Al-Humazah: 1).
Yang dimaksud di sini adalah nammam (yang melakukan adu domba).

Allah berfiman:

وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ
“Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar” (Al-Lahab: 4).
Maksudnya adalah kiasan bagi pengadu domba, karena istri Abu Lahab adalah orang yang suka membawa berita untuk merusak hubungan sesama manusia, dan disebutkan di sini “kayu bakar”, karena ia menebarkan permusuhan dan kebencian di antara manusia sebagaimana kayu bakar menebarkan api. Adapun mengadu domba adalah gangguan yang ditujukan kepada kaum muslimin untuk merusak hubungan sesama mereka. 

Allah Subhaanahu Wata'aala berfirman:

وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُبِينًا
“Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mu'min dan mu'minat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.” (Al-Ahzab: 58).

Hudzaifah radhiyallahu 'anhu berkata : Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda:

لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ نَمَّامٌ. (متفق عليه)
“Tidak masuk Surga orang yang suka mengadu domba.” (Muttafaq ‘alaihi).
Dalam hadits di atas Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyebutkan bahwa orang yang suka mengadu domba tidak akan masuk Surga, jika ia tidak masuk Surga maka tidak ada tempat baginya di akhirat kecuali di Neraka, sebab di akhirat kelak hanya ada Surga dan Neraka, maka jika ditetapkan bahwa ia tidak masuk Surga berarti tempatnya adalah Neraka.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِشَرَارِكُمْ؟ قَالُوْا: بَلَى، قَالَ: الْمَشَّاؤُوْنَ بِالنَّمِيْمَةِ، الْمُفْسِدُوْنَ بَيْنَ اْلأَحِبَّةِ، الْبَاغُوْنَ لِلْبَرَّاءِ الْعَيْبَ.
“Maukah aku beritakan kepada kalian tentang orang-orang yang jahat di antara kalian?” Para sahabat menjawab: “Tentu”. Beliau bersabda: “(Yaitu) orang-orang yang ke sana dan ke mari menghamburkan fitnah, orang-orang yang merusak hubungan antar orang yang berkasih sayang, dan orang-orang yang mencari aib pada diri orang-orang yang baik.”

Mari kita renungkan sabda Rasul shallallahu 'alaihi wasallam yang berbunyi:

مَنْ أَشَاعَ عَلَى مُسْلِمٍ كَلِمَةً يُشِيْنُهُ بِهَا بِغَيْرِ حَقٍّ، شَانَهُ اللهُ بِهَا فِي النَّارِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ.
“Barangsiapa menyiarkan berita buruk seorang Muslim untuk memburukkannya dengan berita itu secara tidak benar, maka dengan itu Allah akan memburukkannya di dalam api Neraka pada hari Kiamat.”

P/S: Credit to: http://www.alsofwah.or.id/cetakkajian.php?id=1409&idjudul=1

No comments:

Post a Comment